Harga Gula Mahal, Ini Penyebabnya

oleh -1,028 views

Berbagiruang.com – Direktur utama Badan Urusan Logistik (Bulog), Budi Waseso mengatakan, harga gula yang cukup mahal di pasaran mencapai Rp. 19.000 per kilogram (kg) antara lain disebabkan oleh ketiadaan suplai.

Penyebab Harga Gula Mahal karena Tidak Ada Stok

“Gula kemaren harganya tinggi kenapa, karena stoknya enggak ada. Ada yang produksi lokal, baru mau digiling tebunya dan belum bisa panen”, katanya ketika melakukan operasi stabilisasi harga di Pasar Jatinegara, Jum’at (15/05/2020)

“Kami berkoordinasi dengan pabrik-pabrik gula dalam negeri, tapi hanya stoknya terbatas sekali sehingga harganya belum menurun secara drastis”, lanjut Buwas. Dia juga memastikan, bulan Juni nanti harga gula bakal stabil ke Rp.12.500 per kg dan stoknya akan tersedia.

“Hari ini produk gula lokal mulai produksi dan Insya Allah begitu jadi kita sebar ke masyarakat”, ucapnya. Dalam operasi pasar stabilisasi harga, yang dijual merupakan gula impor dari India dan Thailand. Jumlah gula impor tersebut mencapai 21.800 ton dan telah tersebar keseluruh Indonesia, termasuk ke Papua sejumlah 1.000 ton. Impor gula tersebut baru sebagian dari izin impor yang diberikan kepada bulog dari total 50.00 ton. Impor gila ini meruapakan penugasan dari hasil rakortas Kemenko Perekonomian untuk menstabilisasi harga gula pasir.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) merasa curiga dengan harga gula pasir yang tak kunjung turun, padahal impor gula telah dilakukan. Dia menduga ada oknum atau mafia pangan yang berupaya memainkan harga demi mendapatkan keuntungan.

Pada ratas (rapat terbatas) di Istana Negara, Presiden Jowoki geram harga gula pasir saat ini mencapai Rp. 17.00 hingga 17.500 per kilogram. Padahal, harga eceran tertinggi sudah ditetapkan pemerintah di level 12.500 per kilogram.

Sementara itu, stok pangan lainnya, yakni beras yang dikelola di seluruh wilayah kerja Perum Bulog hingga kini mencapai 1,4 juta ton. BUMN pangan ini juga terus melakukan pengadaan dalam negeri berupa gabah dan berasa dari petani yang saat ini sedang panen raya. Hingga pertengahan Mei, realisasi serapan beras petani sudah mencapai 290.00 ton.*

No More Posts Available.

No more pages to load.